Senin, 17 Agustus 2009

SUSAHNYA MENGAJAK CALON PESERTA DIDIK KEAKSARAAN FUNGSIONAL BELAJAR


Hari gini nggak bisa baca? Nggak mungkin.

Siapa bilang nggak mungkin. Bagi masyarakat dilingkungan keluarga prasejahtera, pendidikan adalah hal nomor sekian..... tidak masuk dalam hitungan sepuluh besar bila dibandingkan dengan urusan membeli sembako dan memikirkan bagaimana untuk hidup besok. Kalau pun mereka tidak bisa baca tulis, bukan berarti mereka tidak bisa menghitung, beberapa diantaranya malah sangat pintar menghitung, tapi..... menghitung yang berhubungan dengan duit. Jelas saja, karena sebagian dari mereka adalah berdagang kecil-kecilan.


KAlau mereka ditawari untuk belajar baca, tulis dan berhitung rata-rata mereka malu. Lebih lagi mereka juga sudah malas. Untuk apa lagi belajar, toh sekarang mereka bisa bekerja dan mendapatkan uang, walaupun hanya sebagai pembantu rumah tangga, tukang cuci, berdagang kecil-kecilan dan pekerjaan kasar lainnya. Untuk itulah dalam mengajak mereka agar mau belajar, harus diberikan rangsangan yang bisa membangkitkan minat dan sem,angat mereka, diantaranya dengan memberikan pelatihan ketrampilan.


Kegiatan ketrampilan yang paling disukai adalah memasak, selain karena lebih mudah dibanding dengan jenis ketrampilan lainnya, jahit misalnya. Ternyata belajar memasak bisa dijadikan umpan yang efektif yaitu dengan membagikan hasil masakan yang telah dipraktekkan. JAdi kalau boleh dibilang "belajar karena sepotong roti".